BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Pengolahan informasi sanggup pula dikatakan sebagai proses bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan.
Pengolahan informasi merupakan ekspansi dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami prosedur dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori mencar ilmu dan teori pengolahan informasi yaitu pada derajat pementingan pada soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak memerlukan mencar ilmu sebagai titik sentra penelitian yang utama. Belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki dan antara aktivitas mencar ilmu dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak terang (Anderson, 1980). Namun, demikian, penelitian pengolahan informasi memperlihatkan sumbangan atas pengertian proses belajar.
Penelitian pengolahan informasi menitik beratkan usahanya pada pelacakan dan pemberian urutan operasi pikiran dan hasilnya, yang berupa informasi dalam pelaksanaan kiprah kognitif tertentu ( Anderson, 1980, hlm.13). Bidang lain yang termasuk dalam psikologi kognitif ialah sub ranah bahasa perumpamaan, memori, persepsi, intelegensi buatan, dan perkembangan kognitif. Istilah “pengolahan Informasi” mengandung pengertian adanya pandangan tertentu kearah studi individu. Pusat perhatiannya yaitu cara bagaimana orang mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima setiap hari dari lingkungan sekeliling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pengolahan Informasi
Informasi terus memasuki pikiran kita melalui indera kita. Sebagian ada yang di simpan dalam ingatan kita dalam waktu yang singkat dan kemudian di lupakan. Riset perihal memori insan (lihat, misalnya, Anderson, 2005; Ashcraft, 2006; Bransford, Brown & Cocking, 1999; Byrnes, 2001; Elias & Saucier, 2006; Solso, 2001; Tulving & Craik, 2000) telah membantu pakar teori pembelajaran menjelaskan proses yang mengakibatkan informasi diingat (atau dilupakan). Proses ini, yang biasanya disebut model pengolahan informasi Atkinson & Shiffrin. Ada tiga komponen utama memori ialah : Rekaman indera, memori kerja atau jangka pendek, dan memori jangka panjang.
Rekaman indera yaitu memori yang sangat pendek yang terkait dengan indera. Informasi yang diterima indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat. Begitu diterima, informasi diolah oleh pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan mental kita. Kegiatan ini disebut persepsi. Rekaman indera mendapatkan informasi dalam jumlah besar dan masing-masing indera (penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa) dan menahannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari beberapa detik. Jika tidak ada yang terjadi pada informasi yang di tahan dalam rekaman indera ,informasi tersebut hilang dengan cepat. Informasi yang diterima indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat.
Memori kerja atau jangka pendek yaitu sistem penyimpanan yang menampung lima hingga sembilan potongan informasi setiap saat. Informasi masuk ke memori kerja dari rekaman indera maupun memori jangka panjang. Pengulangan yaitu proses pemanggilan kembali informasi untuk menempatkannya ke dalam memori kerja.
Memori jangka panjang yaitu bab sistem memori dimana sejumlah besar informasi disimpan dalam kurun waktu yang tidak terhingga. Teori pembelajaran kognitif menekankan pentingnya membantu siswa menghubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan informasi yang ada dalam memori jangka panjang.
B. Faktor yang Membuat Informasi Bermakna
Ada beberapa faktor yang menciptakan sebuah informasi bermakna. Terutama kita sebagai guru, harus melaksanakan kiprah terpenting, diantaranya; menciptakan informasi bermakna bagi siswa dengan menyajikan secara terang dan terorganisir, dengan menghubungkannya ke informasi yang sudah ada dalam pikiran siswa, dan dengan memastikan siswa sudah benar-benar memahami konsep yang diajarkan dan sanggup menerapkan ke situasi baru.
Pembelajaran hafalan versus bermakna, pembelajaran hafalan (rote learning) merujuk pada pengingatan fakta atau kekerabatan yang intinya yaitu sembarangan. Sedangkan, pembelajaran bermakna merupakan pengelolaan informasi gres ke dalam pikiran yang terkait dengan pengetahuan yang dipelajari sebelumnya.
Teori skema, teori yang menyatakan bahwa informasi disimpan kedalam memori jangka panjang di dalam skemata (jaringan fakta-fakta dan konsep-konsep yang saling terkait), yang memperlihatkan struktur untuk memahami informasi baru.
C. Penerapan Dalam Pendidikan
Tidak menyerupai teori mencar ilmu yang lain, teori pengolahan informasi sebagai suatu bidang pengetahuan tidak diterjemahkan secara eksklusif untuk keperluan pelaksanaan kurikulum. Penerapannya di kelas cenderung memakai suatu konstruk tertentu, konsep, asas, atau kaidah dalam suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya konsep denah dan penggunaan klarifikasi terperinci telah digunakan dalam mengajarkan membaca. Sedangkan hasil-hasil dari penelitian pemecahan dilema deiterapkan dalam pelajaran sains dan matematika.
Soal-soal pelajaran di kelas oleh teori pengolahan informasi ialah yang ada kaitannya secara eksklusif dengan proses kognitif. Dalam pengelolaan mencar ilmu di kelas, berdasarkan teori ini harus dicari tahu perbedaan antar individu, Kesiapan peserta didik untuk belajar, dan motivasi peserta didik mengikuti pelajaran di kelas. Teori pengolahan informasi memperlihatkan persepektif gres dalam pengelolaan pembelajaran yang akan menghasilkan mencar ilmu yang efektif. Terutama dalam hal proses kognitif dalam pembelajaran, mencakup :
1. Mengajarkan pemecahan masalah
2. Konteks sosial untuk belajar.
Mengembangkan planning pembelajaran di kelas. Arti penting rancagan pembelajaran dalam pengolahan informasi ialah bahwa makna logis pengetahuan itu diubah menjadi makna psikologi. Makna logis ialah kekerabatan antara lambang, konsep, dan hukum mengenai bidang ajaran. Makna psikologis ialah kekerabatan antara lambag, konsep, dan hukum dengan struktur kognitif siswa. Berikut ini yaitu taktik pembelajaran dikelas yang sanggup dikembangkan sesuai dengan teori ini :
1. Pemahaman Pengetahuan
Langkah 1 : Menyusun pengisayaratan guna membimbing penerimaan peserta didik yang baru.
a. Pertanyaan informal apa yang akan disampaikan pada struktur kognitif yang ada pada peserta didik.
b. Apakah pelajaran mempunyai tujuan yang dirumuskan secara luas atau pertanyaan perihal maksud yang sanggup mengarahkan perhatian peserta didik.
c. Bagaimana pengetahuan atau keterampilan yang gres akan sanggup meningkatkan atau menambah pengetahuan yang kini pada peserta didik.
Langkah 2 : Memilih atau membuatkan tunjangan konseptual yang akan memperlancar pengkodean informasi.
a. Informasi apa yang harus dimasukan dalam organiser muka sehingga sanggup menghubungkan pengetahuan siswa dengan pokok bahasan yang baru.
b. Konsep, episode apa saja yang sudah didapat peserta didik yang sanggup digunakan untuk menjelaskan istilah, definisi, atau konsep baru.
c. Adakah pertanyaan pembantu di dalam buku pelajaran yang sanggup digunakan sebagai dasar untuk gladi sekunder.
d. Apakah pokok-pokok logis dalam pembelajaran yang harus diikuti peserta didik dalam gladi sekunder (yaitu, elaborasi, visual dan atau verval) Apa beberapa referensi gambaran asosiatif da sandi verbal yang sanggup diberikan kepada para peserta didik.
Langkah 3 : Membuat pengisyaratan yang aka membantu retrival informasi yang telah dipelajari. Meliputi :
a. Apakah beberapa perbandingan dengan konsep, istilah atau gagasan yang berkaitan yang sanggup dilakukan. Misalnya, jikalau konsepnya ialah morfem itu sanggup dikontraskan dengan fonem dan dibandingkan dengan istilah kata.
b. Pertanyaan inferensi apa sanggup digunakan untuk mengakhiri pelaang gres dalam pembelajaran.
2. Pemecahan masalah
Langkah-langkah berikut disarankan dalam merencanakan pembelajaran untuk tujuan keterampilan pemecahan masalah, yaitu :
Langkah 1 : Menganalisa sifat masalah, terdiri dari :
a. Masalah itu menuntut proses apa ? (pengaturan, transformasi, induksi, analisa sejarah dan sebagainya)
b. Apa saja hal-hal yang diketahui dalam dilema dan kendala-kendala yang ada pada pemecahan dilema itu.
c. Dalam membuatkan siasat pemecahan dilema secara optimum, langkah-langkah apa yang diharapkan ?
Langkah 2 : Menganalisa tingkah laris pemecaha dilema yang gres dalam pembelajran.
a. Pada unsur maslah mana pemecahan dilema yang mencar ilmu lazimnya perhatian dipusatkan, bagaimana unsur – unsur yang berbeda sanggup diperhatikan untuk memecahkan masalah.
b. Unsur-unsur yang apa saja yang biasanya diabaikan dalam pemecahan masalah.
c. Siasat umum apa yang secara khas dijalankan dilema yang gres yang tidak produktif?
Langkah 3 : Menyajikan dilema pada peserta didik dan melaksanakan langkah-langkah yang sesuai untuk membantu peserta didik melalui proses pemecahan masalah. Yaitu :
a. Membantu siswa mengenali masalah. Kendala-kendala apa saja yang berasal dilema tersebut.
b. Membantu siswa dalam merumuskan sub tujuan, menciptakan analisa sejarah, dan taktik yang cocok untuk mengatasi dilema itu.
c. Dorong peserta didik untuk mengutarakan secara ekspresi tujuan dilema dan taktik pemecahan dilema sebelum memulai mengambil langkah. Jika dilema bersifat fisik , dorong siswa untuk memvisualisasikan dilema itu.
d. Memberikan pengarahan kembali jikalau perlu.
D. Kekurangan dan Kelebihan teori pengolahan informasi
Sebagai sebuah teori, teori pengolahan informasi mempunyai kelemahan dan kelebihan. Kelemahan teori pengolahan informasi yaitu :
1. Belajar bukan merupakan pokok yang diteliti, alasannya yaitu itu penerapan untuk pengajaran di kelas harus ditarik secara tidak langsung.
2. Model komputer untuk proses kognitif mungkin atau mungkin juga tidak sahih.
Sedangkan kelebihan dari teori pengolahan informasi sanggup dideskripsikan bahwa dari teori ini diketahui pentingnya rancangan pembelajaran untuk proses-proses yang terjadi di dalam pengalihan informasi dari signal masukan menjadi sandi yang bermakna.
BAB III
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, maka sanggup saya simpulkan bahwa pengolahan informasi mengandung pengertian perihal bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan yang bersangkutan alasannya yaitu itulah teori ini akan membantu kita untuk memahami proses mencar ilmu yang terjadi dalam diri peserta didik mengerti kondisi dan faktor yang mempengaruhinya dan mengetahui hal-hal yang sanggup menghambat serta memperlancar mencar ilmu peserta didik, sehingga dengan pengetahuan itu seorang guru akan lebih bijaksana dan tepat. Pengolahan informasi merupakan ekspansi dari bidang kajian ranah psikologi kognitif.
Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami prosedur dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori mencar ilmu dan teori pengolahan informasi yaitu pada derajat pementingan pada soal belajar.
EmoticonEmoticon