CARA ISLAMI "ULANG TAHUN"
ADALAH TIDAK MERAYAKANNYA
-------------------------------------------------------
Ya Ayyuhal Ikhwah..!
Telah berlalu beberapa “Birthday Reminder” kalian di facebook saya.
Di suatu bulan muncul pula “Birthday Reminder” saya di facebook kalian. Begitu seterusnya. Lalu ikut-ikutan, padahal jikalau kita mau merenung apa yang harus dirayakan atau disyukuri dengan BERKURANGNYA usia kita..?
Semakin dekatnya kita dengan KUBUR..? SUDAH SIAPKAH kita untuk itu...? Akankah kita sanggup merayakannya tahun depan?
Indahnya persahabatan, tidaklah diukur dari siapa yang lebih dulu mengetik ucapan-ucapan selamat di wall ketika ulang tahun, akan tetapi yang jauh lebih penting dari hal itu ialah siapa yang paling tulus mendoakan.
Semoga Allah memberi kita hati yang tulus dan lapang dada untuk saling mendoakan, bukan lantaran momen ulang tahun, tapi setiap ketika sebagai manifestasi ukhuwah sesama muslim. Insyaa Allah...!
● Tinjauan - Sejarah Ulang Tahun
Perlu rasanya meninjau apa sih ULANG TAHUN...!? Dan darimana asal program tersebut. Agar jangan hanya ikut-ikutan, lantaran tidak mengerti ihwal sesuatu perkara. Latah ikut-ikutan memperingati Ulang Tahun, tanpa mengerti darimana asal perayaan tersebut.
Ternyata :
Acara Ulang Tahun ada disebut Dalam INJIL MATIUS 14 : 6 dan INJIL MARKUS 6 : 21
Pada masa-masa awal Nashrani generasi pertama (Ahlul Kitab / kaum khawariyyun / pengikut nabi Isa) mereka tidak merayakan Upacara UlangTahun, lantaran mereka menganggap bahwa pesta ulang tahun itu ialah pesta yang mungkar dan hanya pekerjaan orang kafir Paganisme.
Pada masa Herodeslah program ulang tahun dimeriahkan sebagaimana tertulis dalam Alkitab :
Injil Matius 14 : 6
Tetapi pada HARI ULANG TAHUN Herodes, menarilah anak Herodes yang perempuan, Herodiaz, ditengah-tengah meraka akan menyukakan hati Herodes. (Matius14 : 6)
Injil Markus 6 : 21
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada HARI ULANG TAHUNNYA mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.
(Markus 6 : 21)
Orang Kristen yang pertama kali mengadakan pesta ulang tahun ialah orang Kristen Romawi. Beberapa batang lilin dinyalakan sesuai dengan usia orang yang berulang tahun. Sebuah masakan ringan manis ulang tahun dibuatnya dan dalam pesta itu, masakan ringan manis besar dipotong dan lilinpun ditiup.
(Dalam buku : Parasit Aqidah. A.D. El. Marzdedeq, Penerbit Syaamil, hal. 298)
-------------------------
● Sudah Tradisi...!?
Sudah menjadi kebiasaan ditengah ummat Islam mengucapkan selamat ulang tahun kepada keluarga maupun teman, sahabat pada hari ULTAHnya. Bahkan tidak sedikit yang aktif dakwah (ustadz dan ustadzah) pun turut larut dalam tradisi jahiliyah ini.
Sedangkan kita sama-sama tahu bahwa tradisi ini tidak pernah diajarkan oleh Nabi kita yang mulia MUHAMMAD Shalallahu Alaihi Wasallam, dan kita ketahui bahwa :
- Rasulullah ialah orang yang paling mengerti cara bermasyarakat, bersosialisasi, paling tahu bagaimana cara menggembirakan para sahabat-sahabatnya.
- Rasulullah paling mengerti bagaimana cara mensyukuri hidup dan kenikmatannya.
- Rasulullah paling mengerti bagaimana cara menghibur orang yang sedang bersedih.
- Rasulullah ialah orang yang paling mengerti CARA BERSYUKUR.
● Selisihilah Orang Kafir
Adapun tradisi ULANG TAHUN ini merupakan tradisi orang-orang Yahudi, Kristen dan kaum paganisme, maka Rasulullah memerintahkan untuk menyelisihinya. Apakah Rasulullah pernah melakukannya ? Padahal Herodes sudah hidup pada jaman Nabi Isa. Apakah Rasulullah mengikuti tradisi ini ?
Rasulullah pernah bersabda :
"Kamu akan mengkuti cara hidup orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jikalau mereka masuk kedalam lobang biawak kau niscaya akan memasukinya juga".
Para sahabat bertanya,"Apakah yang engkau maksud ialah kaum Yahudi dan Kristen wahai Rasulullah?"
Rasulullah menjawab :"Siapa lagi jikalau bukan mereka?!".
Rasulullah bersabda :
“ Man tasabbaha biqaumin fahua minhum”
"Barang siapa yang mirip suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka."
(HR. Ahmad dan Abu Daud dari Ibnu Umar).
Allah berfirman :
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Orang-orang Yahudi dan Kristen tidak akan bahagia kepada kau hingga kau mengikuti agama mereka.
(QS. Al Baqarah : 120)
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
Dan janganlah kau mengikuti apa yang kau tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya indera pendengaran , pengelihatan, dan hati, semuannya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Isra’ : 36)
"... dan kau menyampaikan dengan mulutmu apa yang tidak kau ketahui sedikitpun juga, dan kau menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah ialah besar."
(QS. an-Nuur : 15)
Ini klarifikasi Nabi ihwal sebagian ummatnya yang akan meninggalkan tuntunan dia dan lebih menentukan tuntunan dan cara hidup diluar Islam. Termasuk juga diantaranya ialah peringatan perayaan ULTAH, meskipun diperhalus dan ditutupi dengan label SYUKURAN atau ucapan selamat MILAD.
Seorang muslim dituntut untuk MUHASABAH setiap hari, lantaran setiap detik yang dilaluinya TIDAK akan pernah kembali lagi hingga nanti dipertemukan oleh ALLAH pada hari penghisaban , yang tidak ada yang bermanfaat pada hari itu baik anak maupun harta kecuali orang yang menghadap ALLAH dengan membawa hati yang lapang dada dan amal yang soleh.
Jadi, alangkah baiknya jikalau tradisi jahiliyah ini kita buang jauh-jauh dari diri kita, keluarga dan bawah umur kita dan menggantinya dengan tuntunan yang mulia yang diajarkan oleh Rasulullah.
● Perayaan Ummat Islam
Dalam hadits riwayat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu :
Nabi shallallahu alaihi wasallam tiba ke Madinah dan ketika itu penduduk Madinah mempunyai dua hari raya yang mereka sanggup bersenang-senang di dalamnya pada masa jahiliyyah, maka dia bersabda :
“Aku tiba pada kalian dalam keadaan kalian mempunyai dua hari raya yang kalian bersenang-senang di dalamnya pada masa jahiliyyah. Dan sungguh Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari tersebut dengan yang lebih baik yaitu hari Nahr (Iedul Adha) dan Iedul Fitri.”
(HR Ahmad, Abu Daud, Nasa’i dan Baghawi)
Apabila perayaan yang diada-adakan tersebut berasal dari perayaan orang-orang kafir, maka ini berarti dosa di atas dosa, lantaran mirip mereka, dan itu merupakan bentuk loyalitasnya kepada mereka. Dan sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah melarang Kaum Mukminin mirip mereka dan bersikap loyal kepada mereka dalam kitab-Nya yang agung.
Dan telah shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa dia bersabda :
من تشبه بقوم فهو منهم
” Barangsiapa yang mirip satu kaum, maka dia termasuk mereka “.
(HR.Abu Dawud dari Abdullah bin Umar)
Islam hadir dengan solusi mu’amalah (interaksi sosial) yang jauh lebih baik yakni do’a.
Ya, mendoakan kebaikan bagi mitra atau siapapun orang yang kita sayangi, sebagai bentuk perhatian kita pada orang tersebut.
Al-Imam Muslim rahimahullah meletakkan beberapa hadits dalam kitab Shahih-nya, yang kemudian diberi judul oleh Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah :
“Keutamaan doa untuk kaum muslimin dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran mereka.”
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam hadits dari shahabiyah Ummud Darda`radhiyallahu ‘anha :
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ
عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa seorang muslim kepada saudaranya secara diam-diam dan tidak hadir di hadapannya ialah sangat dikabulkan. Di sisinya ada seorang malaikat yang ditunjuk oleh Allah. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut berkata (kepadanya): “Ya Allah, kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.”
(HR. Muslim)
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan :
“Bahwasanya jikalau seseorang mendoakan saudaranya (sesama muslim) dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran saudaranya di hadapannya. Seorang malaikat berkata, ‘Amin (Ya Allah, kabulkanlah), dan bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.’ Maka malaikat akan mengaminkan atas doamu jikalau engkau mendoakan bagi saudaramu tanpa sepengetahuan dan kehadirannya.”
Subhanallah…
Demikianlah salah satu dari sekian banyak keindahan islam, keagungan sunnah,
ketika kita mendoakan orang lain TANPA SEPENGETAHUAN orang tersebut,
maka malaikat akan meng-amin-kan doa kita, ditambah mendoakan kebaikan yang serupa pula untuk diri kita.
Dan semoga Allah ‘Azza wa Jalla,
Mengijabah doa-doa kita semua
Aamiin.
______________________
Doaku Untuk Sahabat
Dimana Saja Berada..!
.
Hukum Puasa Hari Kelahiran
❌Tidak ada dalil yang memerintahkan atau menganjurkan puasa hari kelahiran.
Adapun puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Senin, BUKAN lantaran hari Senin ialah hari kelahiran beliau.
❗Akan tetapi, dia berpuasa pada hari Senin lantaran di hari itulah amal setiap hamba dilaporkan kepada Allah, dan dia ingin biar ketika amal dia dilaporkan, dia dalam keadaan berpuasa.
❕Hanya saja, hari Senin ini bertepatan dengan hari kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalilnya, dari Usamah bin Zaid, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya ihwal alasan dia sering berpuasa di hari Senin dan Kamis. Beliau menjawab,“Sesungguhnya, amal setiap hamba dilaporkan pada setiap Senin dan Kamis ….” (HR. Abu Daud; dinilaisahih oleh Al-Albani)
✒Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits, dari Dewan Pembina Konsultasi Syariah.
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Copas and Posted by:
BC WA Info Dakwah Islamic Center
Note: sumber gambar 3.gp.blogspot.com
Sumber http://es-saga.blogspot.com
EmoticonEmoticon