Showing posts with label Materi SMA. Show all posts
Showing posts with label Materi SMA. Show all posts

Monday, April 3, 2017

Elastisitas Dan Modulus Young

Bila suatu pegas diberikan beban (w) maka pegas akan bertambah panjang (x) :


maka berlaku hubungan :






Keterangan :
F = gaya pegas (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)

Tanda negatif mengatakan bahwa gaya yang bekerja pada pegas justru berlawanan dengan  gaya yang kita berikan (misal : kalau pegas kita tarik ke bawah maka menimbulkan gaya pegas ke atas)  dan bila hanya ditanya nilainya saja maka tanda negatif tersebut boleh tidak dicantumkan. Bila pertambahan panjang pegas disebabkan oleh beban (w) yang digantungkan pada salah satu ujungnya, maka berlaku hubungan :

Gaya (F) = Berat Beban (w)

Sedangkan beban tersebut sanggup dicari dengan rumus :



Keterangan :
w = berat beban (N)
m = massa beban (kg)
g = percepatan grafitasi (m/s2)

besarnya percepatan grafitasi biasanya = 10 m/s2 atau 9,8 m/s2. Biasanya dalam soal sudah dicantumkan dan seandainya belum maka biasanya percepatan grafitasi yang digunakan yang 10 m/s2.

Besar energi potensial pegas sanggup dihitung dengan rumus :


atau





Hubungan antara gaya dan pertambahan panjang sanggup digambarkan dalam grafik sebagai berikut :












Susunan Pegas












 a. Susunan Seri
besar konstanta gabungannya :






sehabis mendapat nilai 1/ks jangan lupa dibalik untuk mendapat nilai ks.
kalau nilai k1 = k2 = k3 = .... maka :





n = banyaknya pegas

b. Susunan Paralel
besar konstanta gabungannya :




kalau nilai k1 = k2 = k3 = .... maka :




n = banyaknya pegas

Bila susunan pegas terdiri dari adonan susunan seri dan paralel maka harus ditentukan dahulu belahan yang digabung terlebih dahulu. kalau diibaratkan fatwa sungai maka belahan cabang yang terumitlah yang digabung terlebih dahulu, gres lalu hasil adonan tersebut digabung dengan belahan yang lain....intinya penggabungan secara seri dan paralel memiliki rumus yang berbeda sehingga mustahil dikerjakan bersama-sama, di dalam rangkaian paralel sanggup jadi ada belahan yang harus diseri terlebih dahulu dan sebaliknya dalam rangkaian seri sanggup jadi ada belahan yang harus diparalel terlebih dahulu, mirip pola di bawah ini :


Modulus Young/Elastis

jika ada benda yang bersifat lentur dengan panjang tertentu lalu ditarik dengan gaya tertentu yang mengakibatkan pertambahan panjang benda tersebut maka berlaku hubungan :


pengambaran di atas  diasumsikan luas penampangnya berbentuk lingkaran.... dan besarnya tegangan (T) dan regangan dari insiden tersebut sanggup dicari dengan rumus :

Tegangan (T) :





F = gaya (N)


Regangan (e) :





dan nilai modulus young/elastinya = tegangan (T) dibagi regangannya (e) :





Periode dan Frekuensi pada Pegas

Periode ( T ) :





Frekuensi ( f ) :






Keterangan :
k  = konstanta pegas
m = massa beban pada pegas ( kg )

Sumber http://mediabelajaronline.blogspot.com

Laju Reaksi Dan Pembahasannya

Suatu reaksi sanggup terjadi bila antar zat-zat yang terlibat reaksi saling bertumbukan (terjadi kontak fisik antara yang satu dengan yang lain), namun tidak semua tumbukan tersebut menghasilkan reaksi, lantaran partikel-partikel yang bertumbukan harus mempunyai energi yang cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan.

Energi Aktivasi (Ea) yaitu adalah energi minimum yang dibutuhkan untuk melangsungkan terjadinya suatu reaksi. Contohnya dalam reaksi endoterm dan eksoterm di bawah ini :



Makara baik dalam reaksi endoterm (menyerap kalor) maupun eksoterm (melepas kalor) tetap butuh energi aktivasi. Semakin rendah energi aktivasinya maka semakin gampang reksi sanggup berlangsung. Jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang lebih rendah dari energi aktivasi, maka tidak akan terjadi reaksi. Mereka akan kembali ke keadaan semula. Bayangkanlah energi aktivasi sebagai tembok dari reaksi. Hanya tumbukan yang mempunyai energi sama atau lebih besar dari aktivasi energi yang sanggup menghasilkan terjadinya reaksi. 

Di dalam reaksi kimia, untuk memecah-belah ikatan kimia dibutuhkan energi dan untuk membentuk ikatan-ikatan gres dilepaskan energi. Umumnya, ikatan-ikatan harus diceraikan sebelum ikatan-ikatan yang gres terbentuk. Maka baik dalam reaksi endoterm maupun eksoterm tetap dibutuhkan energi untuk memecah-belah ikatan-ikatan kimia untuk memulai terjadinya suatu reaksi. Energi yang dibutuhkan inilah yang disebut sebagai energi aktivasi (Ea). Ketika tumbukan-tumbukan tersebut relatif lemah, dan tidak cukup energi untuk memulai proses penceraian ikatan. Hal ini menjadikan partikel-partikel tersebut tidak bereaksi.

Faktor-faktor yang Mempercepat Reaksi

1. Memperluas permukaan zat padat.
2. Memperbesar konsentrasi (kepekatan) larutan.
3. Memperbesar tekanan (memampatkan volume wadah) gas.
4. Menaikkan suhu (memperbesar energi kinetiknya).
5. Menambahkan katalis (menurunkan energi aktivasi).

Efek dari Luas Permukaan pada Laju Reaksi

Semakin zat padat terbagi menjadi bab kecil-kecil, semakin cepat reaksi berlangsung. Bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan sebuah bongkah zat padat dengan massa yang sama. Karena abu padat mempunyai luas permukaan yang lebih besar daripada sebuah bungkah zat padat. Semakin luas permukaan suatu zat maka semakin besar kemungkinan terjadinya tumbukan.


Efek dari Perubahan Konsenterasi Zat pada Laju Reaksi

Agar suatu reaksi sanggup berlangsung, partikel zat-zat yang bereaksi pertama-tama haruslah bertumbukan. Jika konsentrasinya tinggi maka semakin gampang bertumbukan, sehingga laju reaksinya akan bertambah.

Efek dari Perubahan Tekanan pada Laju Reaksi

Peningkatan tekanan pada reaksi yang melibatkan gas pereaksi akan meningkatan laju reaksi. Perubahaan tekanan pada suatu reaksi yang melibatkan hanya zat padat maupun zat cair tidak menunjukkan perubahaan apapun pada laju reaksi. Peningkatan tekanan dari gas akan besar lengan berkuasa pada peningkatan konsentrasi. Jika Anda memilki gas dalam massa tertentu, semakin Anda meningkatkan tekanan maka semakin kecil juga volumenya. Dan kalau volumenya kecil sedangkan massanya sama maka semakin tinggi konsentrasinya.

Efek dari Perubahan Suhu pada Laju Reaksi

Ketika Anda meningkatkan temperatur maka laju reaksinya akan meningkat. Laju reaksi akan berlipatganda setiap kenaikan suhu tertentu. Dan angka dari derajat suhu yang dibutuhkan untuk melipatgandakan laju reaksi akan berubah secara sedikit demi sedikit seiring dengan meningkatnya temperatur. Jika Anda memanaskan suatu benda, maka partikel-partikelnya akan bergerak lebih cepat (energi kinetiknya akan naik) sehingga frekuensi terjadinya tumbukan juga akan meningkat.
Jika suhu dinaikkan a0C maka reaksi terjadi b kali lebih cepat (dalam soal nilai a biasanya = 100C dan nilai b = 2 kali). Laju reaksi ketika suhunya dinaikkan dari T1 menjadi T2 (∆T) menjadi :




Keterangan :










 Waktu (t) yang dibutuhkan untuk terjadinya suatu reaksi berbanding terbalik dengan peningkatan kecepatan. Atau dengan kata lain semakin meningkat suhu maka waktu yang dibutuhkan juga semakin singkat :





Efek dari Katalis pada Laju Reaksi

Katalis yaitu suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi dengan cara menunjukkan jalan lain terjadinya reaksi yang mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah sehingga reaksi tersebut lebih gampang terjadi. Namun zat katalis struktur kimianya pada simpulan reaksi tidak mengalami perubahan. Selain itu ketika reaksi selesai, kita akan mendapat massa katalasis yang sama sesuai dengan massa awalnya ketika zat tersebut ditambahkan. Sehingga katalis dianggap tidak bereaksi. Zat-zat yang sering dipakai sebagai katalis yaitu logam-logam golongan transisi atau senyawa-senyawanya. Otokatalis yaitu katalis yang dihasilkan oleh reaksi itu sendiri.


Ingat, katalais hanya mempengaruhi laju pencapaian kesetimbangan, bukan posisi keseimbangan (misalnya : membalikkan reaksi). Katalis tidak menggangu gugat hasil suatu reaksi kesetimbangan.

Orde Reaksi dan Persamaan Laju

Mengukur laju reaksi
Laju reaksi biasanya diukur dengan melihat seberapa cepat konsentrasi suatu reaktan/pereaksi berkurang pada waktu tertentu. Atau dengan mengamati seberapa cepat konsentrasi suatu produk/hasil reaksi bertambah pada waktu tertentu. Berarti satuan laju reaksi yaitu M/s (molaritas/sekon).

Orde Reaksi
Orde reaksi selalu ditemukan melalui percobaan. Kita tidak sanggup memilih apapun perihal orde reaksi dengan hanya mengamati persamaan dari suatu reaksi. Dalam percobaan tersebut kita mengamati imbas penambahan konsentrasi tiap-tiap reaktan/pereaksi terhadap laju reaksi. Jika konsentrasi salah satu zat dinakkan menjadi a kali dan ternyata laju reaksinya menjadi b kali, maka :

[a]orde = b

Dari pengambaran di atas, orde reaksi berupa bilangan pangkat dari konsentrasi zat-zat yang bereaksi. Makara andaikan kita telah melaksanakan beberapa percobaan untuk menilik apa yang terjadi dengan laju reaksi dimana konsentrasi dari satu reaktan,misal namanya A, berubah, Beberapa hal-hal yang akan kita temui yaitu :

a. laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi A
Hal ini berarti kalau kita melipatgandakan konsentrasi A, laju reaksi akan berlipat ganda pula. JIka kita meningkatkan konsentrasi A menjadi dua kali lipat maka laju reaksi pun akan menjadi 2 kali lipat. Yang berarti orde reaksi terhadap A sama dengan satu.

b. laju reaksi berbanding lurus dengan kuadrat konsentrasi A
Hal ini berarti kalau kita melipatgandakan konsentrasi A, laju reaksi akan berlipat menjadi kuadrat konsentrasi tersebut. JIka kita meningkatkan konsentrasi A menjadi dua kali lipat maka laju reaksi pun akan menjadi 22 = 4 kali lipat. Yang berarti orde reaksi terhadap A sama dengan dua.

c. Laju reaksi tidak terpengaruh dengan konsentrasi A
Hal ini berarti laju reaksi tidak terpengaruh oleh penambahan konsentrasi A. Yang berarti orde reaksi terhadap A sama dengan nol (0).

Jika reaksi yang terjadi melibatkan dua reaktan atau lebih maka tiap-tiap reaktan kita cari orde reaksinya, kemuduan orde reaksi total merupakan hasil penjumlahan orde reaksi dari tiap-tiap reaktan.

Persamaan Laju Reaksi
Pemahaman perihal orde reaksi akan lebih terang dalam bentuk persamaan reaksi. Misialnya terjadi reaksi anrata zat A dan zat B sebagai berikut :




Maka bentuk persamaan reaksinya yaitu :




Keterangan :
v     = laju reaksi (M/s)
k     = ketetapan laju reaksi
[A]  = konsentrasi zat A (M)
[B]  = konsentrasi zat B (M)
m    = orde reaksi terhadap zat A
n     = orde reaksi terhadap zat B

Orde Reaksi = m + n

Berikut ini disajikan beberapa teladan kasus yang sanggup terjadi :
a. Orde reaksi A = 1 dan B = 1, berarti ordereaksi totalnya = 2 dan bentuk persamaannya :




b. Orde reaksi A = 2 dan B = 1, berarti ordereaksi totalnya = 3 dan bentuk persamaannya :




c. Orde reaksi A = 2 dan B = 0, berarti ordereaksi totalnya = 2 dan bentuk persamaannya :




Dengan mengetahui orde reaksi zat A dan B beserta konsentrasi tiap-tiap zat tersebut dan kecepatan reaksinya kita dapan memilih nilai dari ketetapan laju reaksi (k) tersebut. Ketetapan laju tolong-menolong tidak benar-benar konstan. Ketetapan ini sanggup berubah-ubah, sebagai contoh, kalau kita mengubah temperatur dari reaksi, menambahkan katalis atau merubah katalis. Makara tetapan laju akan konstan untuk reaksi yang diberikan hanya apabila kita mengganti konsentrasi dari reaksi tersebut sedangkan temperatur dan tekanannya tidak berubah/konstan.

Cara Menentukan Orde Reaksi

Orde reaksi dari suatu reaksi sanggup ditentukan melalui eksperimen. Eksperimen dilakukan dengan mengubah-ubah konsentrasi salah satu zat yang bereaksi dengan cara menaikkan/menurunkan konsentrasinya sedangkan konsentrasi zat-zat lain dibentuk tetap. Tiap-tiap perubahan konsentrasi yang terjadi kita amati perubahan laju reaksinya atau waktu reaksinya. Misalnya data eksperimen laju reaksi sebagai berikut :


Untuk mencari orde reaksi zat A kita perlu membandingkan dua data percobaan yang konsentrasi zat B nya tetap. Yakni kita pilih dua diantara percobaan 1, 4 dan 5. Tujuan dari pemilihan konsentrasi B yang sama yaitu semoga perbandingan zat B nya sama dengan 1 : 1, sehingga berapapun nilai orde reaksi B tetap perbandingan zat B nya 1 : 1. Ingat angka satu dipangkatkan berapapun nilainya tetap satu. Dalam teladan kali ini saya memakai percobaan ke 1 dan 4, maka perbandingan kedua percobaan tersebut yaitu :


















 Dengan cara yang sama kita sanggup mencari besarnya orde reaksi zat B. contohnya memakai data percobaan 1 dan 2 maka orde reaksi B = 1.

Terkadang data percobaan tidak terbentuk perbandingan yang pas contohnya besar v1 tidak sama dengan 6 melainkan 6,13 sedangkan v4 tidak sama dengan 24 melainkan 24,49. Maka harus kita bulatkan sehingga perbandingan alhasil tetap 1 : 4.

Terkadang data percobaan yang ada terbatas. Misalnya data percobaan 1 dan 2 tidak ada, maka untuk mencari orde reaksi A kita tidak mengalami kesulitan lantaran kita sanggup memakai data percobaan 4 dan 5 yang mempunyai nilai konsentrasi B yang sama.

Lalu….bagaimana kalau kita mau mencari orde reaksi B ??

Yang terpenting untuk mencari orde reaksi B yaitu harus memakai data percobaan yang nilai konsentrasi B nya tidak sama. Yaitu data percobaan 3 dan 4.


















Terkadang juga data yang diketahui bukanlah kecepatan reaksi melainkan waktu reaksinya. Maka kita harus memakai perbandingan terbalik. Misalnya kita ingin mencari orde reaksi A dengan memakai data percobaan 1 dan 4 maka bentuk perbandingannnya :







Makara persamaan reaksi di atas yaitu :




Dengan memakai salah satu data percobaan kita sanggup memperoleh besarnya nilai ketapannya (k), contohnya data percobaan 1 :
6 = k.[0,1]2.[0,1]
k = 6
sehingga persamaan reaksinya menjadi :
v = 6.[A]2.[B]


Sumber http://mediabelajaronline.blogspot.com

Saturday, April 1, 2017

Kata Ulang (Reduplikasi)

Reduplikasi ialah proses pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar.

A. Macam-macam Reduplikasi

Ada beberapa macam reduplikasi, sebagai berikut :
1. Kata ulang penuh, yaitu yang diperoleh dengan mengulang seluruh bentuk dasar; 
Ada dua. macam :
a. Yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas, disebut dwilingga : ibu-ibu, buku-buku, murid-murid
b. Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan : ujian-ujian, kunjungan-kunjungan, persoalan-persoalan

2. Dwipurwa, yang terjadi alasannya ialah pengulangan suku pertama dari bentuk dasarnya : reranting, lelaki, leluhur, tetangga, kekasih, lelembut. di antara dwipurwa ada yang menerima akhiran, mirip kata ulang pepohonan, rerumputan, dan tetanaman.

3. Dwilingga salin suara ialah dwilingga yang mengalami perubahan bunyi :
sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-baliki,seluk-beluk, compang-camping, hingar-bingar, hiruk-pikuk, ramah-tamah, serba-serbi, serta-merta, dan lain-lain.

4. Kata ulang berimbuhan :
berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gem uruh, rias-merias, tulis-menulis, berbalas-balasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur, meraba-raba, menjulur-julurkan, dan lain-lain.

5. Kata ulang semu :
bentuk ini bekerjsama merupakan kata dasar, jadi bukan hasil pengulangan atau redupikasi ) : laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, dan empek-empek.


B. Makna dalam Reduplikasi

Reduplikasi menyatakan arti antara lain sebagai berikut:
1. 'Jamak'
Murid-murid berkumpul di halaman sekolah. Di perpusatakaan terdapat buku-buku pelajaran. 

2. 'intensitas kualitatif'
Anto menggandeng tangan Anti erat-erat. Baju yang dijual di toko itu bagus-bagus. 

3. 'intensitas kuantitatif'
Berjuta-juta penduduk Bosnia menderita akhir perang berkepanjangan. Kapal itu mengangkut beratus-ratus peti kemas. 

4. 'intensitas frekuentatif'
Orang itu berjalan mondar-mandir. Pada final bulan ini ayah pergi-pergi saja. Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya. 

5. 'melemahkan'
Warna bajunya putih kehijau-hijauan. Wati tersenyum kemalu-maluan melihat calon mertuanya datang. 

6. 'bermacam-macam'
Pepohonan menghiasi puncak bukit itu. lbu membeli buah-buahan. Sayur-mayur dijual di pasar itu. 

7. 'menyerupai'
Tingkah laris orang itu kekanak-kanakan. Orang-orangan dipasang di tengah sawah. Adik bermain mobil-mobilan. 

8. 'resiproks (saling)'
Mereka bersama-sama menggarap ladang. Kedua anak itu berpukul-pukulan sesudah cekcok mulut 

9. 'dalam keadaan'
Dimakannya singkong itu mentah-mentah. Pada zaman jahiliyah banyak orang dikubur hidup-hidup. 

10. 'walaupun meskipun'
Kecil-kecil, Mang Memet berani juga melawan perampok itu. 

11. 'perihal'
Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masak-memasak dan jahit-menjahit. Sekretatis di kantor kami bukan hanya menangani surat-menyurat, tetapi juga pembukuan dan daftar honor pegawai. 

12. 'seenaknya, semaunya atau tidak serius'
Saya melihat tiga orang dewasa duduk-duduk di hawah pohon Kerjanya hanya tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca majalah di kamar. 

13. 'tindakan untuk bersenang-senang'
Mereka makan-makan di restoran tadi malam.

Sumber http://mediabelajaronline.blogspot.com

Kesusastraan

Secara morfologis kata kesusastraan, yang lebih sering hanya disebut sastra, sanggup diuraikan atas konfiks ke-an yang berarti 'semua yang berkaitan dengani, prefiks su 'baik, indah, berguna' dan bentuk dasar sastra yang berarti 'kata, tulisan, ilmu'.
Jadi, berdasarkan uraian di atas kesusastraan yaitu semua yang berkaitan dengan goresan pena yang indah. Sedang berdasarkan arti istilah, kesusastraan atau sastra ialah cabang seni yang memakai bahasa sebagai medium.
Umumnya dikatakan bahwa keindahan atau nilai estetis suatu cipta sastra timbul lantaran adanya keserasian, kesepadanan, atau keharmonisan antara isi (= topik, amanat) dengan bentuk (= cara pengungkapan isi).
Keindahan inilah yang kemudian merebut perhatian pembaca, dan menarik mereka ke dalam penghayatan terhadap cipta sastra tersebut. Adanya nilai keindahan itulah yang membangkitkan perasaan hati, sedih, gembira, puas atau sebaliknya kecewa di dalam batin pembaca. 

a. Sejarah Kesusastraan

Yang dimaksud dengan sejarah kesusastraan di sini ialah keterangan yang membeberkan perkembangan kesusastraan dari mulai timbulnya hingga sekarang. Kesusastraan Indonesia sanggup dikatakan berawal dari jenis sastra lisan yang disampaikan secara leluri atau dari verbal ke mulut. Sumber karya sastra Indonesia tertua berbentuk tambo karya Tuno Muhamad Sri Lanang, yaitu Sejarah Melayu (1615).
Penulisan sastra kemudian dikembangkan oleh pencetus masa peralihan, yaitu Abdullah bin Abdulkadir Munsi, yaim pada tahun 1797. Setelah itu muncul Angkatan Balai Pustaka (1920-an), Angkatan Pujangga Baru (1930-an), Angkatan 45, Angkatan 50, Angkatan 66, dan hingga sekarang. Pembagian kesusastraan berdasarkan perkembangan jaman di Indonesia yang juga disebut Periodisasi Kesusastraan Indonesia yaitu sebagai berikut: 

I. Kesusastraan Lama :
1. masa Purba.
2. masa Hindu-Arab. 

II. Kesusastraan Peralihan :
1. masa Abdullah bin Abdulkadir Munsi.
2. masa Balai Pustaka (1920-an )

III. Kesusastraan Baru :
1. masa Angkatan Pujangga Baru.
2. masa Angkatan 45.
3. masa Angkatan 50.
4. masa Angkatan 66. 

b. Ragam Karya Sastra

Ragam karya sastra secara garis besar ada dua, yaitu :

1. Prosa
Prosa ialah karangan yang tidak terikat, yang ditonjolkan yaitu isi dan keindahan bahasanya;

2. Puisi.
Puisi yaitu karya sastra yang terikat oleh rima, irama, dan bait.
Puisi ini merupakan bentuk karya sastra yang terikat oleh jumlah bait, jumlah larik tiap bait, jumlah silaba tiap larik, dan rima.

c. Puisi Lama :

1. Mantra
Mantra merupakan salah satu bentuk puisi orisinil Indonesia terdiri atas beberapa bait dengan rangkaian kata yang benilai ritmis. Bahasa mantra dianggap mengandung kekuatan magis, oleh karenanya tidak semua orang dizinkan membacanya kecuali ahlinya, yaitu pawang.

Pasu jantan, pasu rencana
Tutup pasu, penolak pasu
Kau menantang pada aku
Terjantang mataku

Jantungku sudah kugantung
Hati kamu sudah kurantai
Sipulut namanya usar
Berderailah daun selasih

Aku tutup hati yang besar
Aku gantung pengecap yang fasik
Jantungku sudah kugantung
Hatiku sudah kurantai

Rantai Allah, rantai Muhammad
Rantai Baginda Rasulallah

2. Pantun
Bentu puisi orisinil Indonesia yang biasanya tiap bait terdiri atas empat baris yang dibagi atas dua baris pertama mempakan sampiran, dan dua baris berikutnya merupakan isi. Rimanya yaitu a b a b.

Berburu ke padang datar
menerima rusa belang kaki
Berguru kepalang didik
bagai bunga kembang tak jadi

3. Karmina atau Pantun kilat 
Pantun terdiri atas 2 larik; 1 sampiran dan 1 isi

Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula

4. Talibun
Terdiri atas 6 larik: 3 sampiran, 3 isi

Kalau anak pergi ke lepau
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
lbu cari sanakpun cari
lnduksemang cari dahulu 

5. Seloka atau Pantun Berkait 
Ada pertalian antarbait pantun yang satu dengan yang lainnya

Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tidak akan rusuh
Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan
turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan
kemana untung diserahkan

6. Gurindam
Gurindam yaitu puisi usang yang berasal dari Tamil (India). Tiap bait terdiri ganjal dua baris, berisi nasihat. Pengarang gurindam yang populer yaitu Raja Ali Haji dengan karyanya yang berjudul Gurindam Dua Belas.

Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat

Barang siapa tinggalkan sembahyang
Bagai rumah tiada bertiang

Jika suami tak berhati lurus
Istripun kelak memadi kurus

7. Syair
Merupakan puisi usang yang berasal dari Arab. Tiap bait terdiri atas empat baris. Tiap baris biasanya memiliki delapan hingga dua belas silaba (suku kata). Isinya dongeng den rimanya yaitu a a a a.

Bulan purnama cahaya terang
bintang menyerupai intan di karang
Pungguk merawan seorang-orang
Berahikan bulan di amah seberang

Pungguk becinta pagi dan petang
melihat bulan di pagar bintang
Terselap merindu dendamnya tiba
dari saujana pungguk menentang.

d. Puisi Baru
Bentuk puisi ini berbait dan berirama tetapi tidak terikat oleh jumlah bait, jumlah baris, jumlah silaba dan rima. Puisi gres lebih mementingkan isi daripada irama.

Berdasarkan isinya, puisi gres dibedakan atas balada, elegi, romans, ode, himne, epigram, dan satire.

1. Balada :
bentuk puisi gres yang isinya berupa dongeng dan kisah perjalanan hidup seseorang.

2. Elegi :
bentuk puisi gres yang berisi kesedihan, bunyi sukma yang meratap, batin yang mengeluh, serta tangisan hati.

3. Romans :
bentuk puisi gres yang isinya merupakan luapan perasaan kasih sayang, cinta terhadap sesama.

4. Ode :
bentuk puisi gres yang isinya berupa senjungan kepada pahlawan. Bentuk puisi ini juga dikatakan puisi kepahlawanan.

5. Himne :
bentuk puisi gres yang isinya berupa sanjungan terhadap Tuhan.

Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)

6. Epigram :
bentuk puisi gres yang isinya mengandung semangat yang ditujukan kepada generasi muda.

Hari ini tak ada daerah berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun niscaya tergilas.
(Iqbal)

7. Satire :
Bentuk puisi gres yang berisi sindiran.

Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak wacana anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.

Berdasarkan jumlah lariknya, puisi gres dibedakan atas :
• distikon (2 larik),
• terzina (3 larik),
• kuatrin (4 larik),
• selestet atau dobel terzina (6 larik),
• septima (7 larik),
• oktaf (8 larik), dan
• soneta (14 larik). 

e. Prosa Lama
Prosa usang cenderung bersifat imajinatif, istanasentris, didaktif, anonim, dan bentuk serta isinya statis, sedangkan prosa gres bersifar realistis (melukiskan kenyataan sehari-hari), dinamis atau mengalami perubahan terus-menerus sesuai dengan pembahan masa, dan tidak anonim.
Yang termasuk prosa usang ialah:

A. Dongeng
yaitu bentuk prosa usang yang semata-mata berdasarkan khayal dan disampaikan secara lisan, Selanjutnya dongeng dibedakan lagi alas:

1. Fabel  
dongeng yang tokoh-tokohnya yaitu hewan
Contoh:
Kancil Yang Cerdik
Bayan Budiman

2. Legenda 
dongeng yang isinya dikaitkan dengan keunikan atau keajaiban alam
Contoh:
Asal-usul Kota Banyuwangi
Sangkuriang 

3. Sage 
dongeng yang mengandung unsur-unsur sejarah
Contoh :
Darmuawulan
Terjadinya Kota Majapahit 

4. Mite 
dongeng lentang dewan-dewa atau makhluk lain yang diauggap memiliki sijat kedewaan, dan sakral
Contoh:
Cerita Gerhana
Nyi Loro Kidul
Hikayat Sang Boma

5. Epos 
Wiracarita/dongeng kepahlawanan
Contoh:
Ramayana
Mahabarata

6. Dongeng Jenaka 
dongeng yang menceritakan kebodohan atau sikap seseorang yang penuh kejenakaan atau lawakan
Contoh:
Pak Pandir
Pak Belalang
Si Lebai Malang
Abu Nawas 

B. Hikayat
yaitu prosa usang yang isinya mengenai kejadian-kejadian di lingkungan istana, wacana keluarga raja.
Contoh:
Hikayat Hang Tuah
Hikayat Si Miskin
Hikayal Panca Tantra
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Dalang Indra Kusuma
Hikayat Amir Hamzah 

C. Silsilah atau tambo,
yaitu semacam sejarah, tetapi isinya sudah bercampur dengan khayalan sehingga banyak dongeng yang tidak tercerna oleh pikiran sehat.
Contoh:
Sejarah Melayu
HikayatRaja-raja Pasai
Sejarah Melayu-Bugis

f. Prosa Baru
Yang tergolong prosa gres yaitu roman, novel, cerpen, biografi, drama, kritik, dan esai.

a. Roman
Bentuk prosa gres yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak hingga cukup umur atau meninggal dunia. Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:

1. Roman bertendens,
yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang sanggup dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh:
Layar Terkembang oleh : Sutan Takdir Alisyahbana.
Salah Asuhan oleh: Abdul Muis.
Darah Muda oleh: Adinegoro. 

2. Roman sosial,
memperlihatkan gambaran wacana keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan.
Contoh:
Sengsara Membawa Nikmat oleh: Tulis St. Sati.
Neraka Dunia oleh: Adinegoro. 

3. Roman sejarah,
yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh:
Hulubalang Raja oleh: Nur St. Iskandar.
Tambera oleh: Utuy Tatang Sontani.
Surapati oleh: Abdul Muis. 

4. Roman psikologis,
yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan sikap tokoh utamanya.
Contoh:
Atheis oleh: Achdiat Kartamiharja.
Katak Hendak Menjadi Lembu oleh: Nur St. Iskandar.
Belenggu oleh: Armijn Pane. 

5. Roman detektif,
yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang distributor polisi yang tugasnya membongkar aneka macam masalah kejahatan.
Contoh:
Mencari Pencuri Anak Perawan oleh: Suman HS.
Percobaan Seria oleh: Suman HS.
Kasih Tak Terlerai oleh: Suman HS.

b. Novel
Berasal dari Italia yaitu novella 'berita' . Bentuk prosa gres yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut menimbulkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen.
Contoh:
Ave Maria oleh: Idrus
Keluarga Gerilya oleh: Pramoedya Ananta Toer.
Perburuan oleh: Pramoedya Ananta Toer.
Ziarah oleh: Iwan Simatupang.
Surabaya oleh: Idrus 

c. Cerpen
Cerpen Bentuk prosa gres yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak mengakibatkan perubahannasib pelakunya.
Contoh:
Radio Masyarakat oleh : Rosihan anwar
Bola Lampu oleh : Asrul Sani
Teman Duduk oleh : Moh. Kosim
Wajah yang Bembah oleh : Trisno Sumarjo
Robohnya Surau Kami oleh : A.A. Navis

d. Biografi
Bentuk prosa yang menceritakan riwayat hidup seseorang. Biografi yang menceritakan kehidupan pengarangnya sendiri disebut autobiografi. Contoh:
Hikayat Abdullah oleh: Abdullah bin Abdul kadir Munsi.
Pengalaman Masa Kecil oleh: Nur St Iskandar.

e. Drama
(Yunani: drama 'Tindakan, perbuatan'); karya sastra yang ditulis untuk dipanggungkan, dan bercorak dramatik. Sebuah drama terbagi atas beberapa cuilan yang disebut babak dan babak dibagi atas beberapa adegan.Diawali oleh prolog, yaitu kata pendahuluan yang menarik perhatian penonton ke dalam suasana yang dikehendaki, dan diakhiri oleh epilog, yakni kata-kata yang mengandung iktisar seluruh cerita. Sedang percakapan antara dua pelaku disebut dialog
Contoh:
Nyai Dasimah oleh: Rustandi
Bebasari oleh: Rustam Effendi
Kertajaya oleh: Sanusi Pane
Lukisan Masa oleh: Armijn Pane
Manusia Baru oleh: Sanusi Pane
Sandyangkalaning Majapahit oleh Sanusi Pane
Ken Arok Ken Dedes oleh: Mohamad Yamin
Sedih dan Gembira oleh:Usmar Ismail
Taufan Atas Asia oleh: El Hakim
Bulan Bujur Sangkar oleh: Iwan Simatupang

g. Unsur-unsur Karya Sastra

1. Unsur lntrinsik,
unsur-unsur yang tendapat di dalam diri karya sastra itu sendiri, yakni :
a. Tema (pokok penceritaan)
b. Alur (plot) yaitu jalinan insiden yang membangun dongeng yang memiliki relasi sebab-akibat
c. Penokohan/perwatakan
d. Latar (tempat, waktu, dan suasana yang melingkupi terjadinya cerita)
e. Gaya bahasa penceritaan
f. Sudutpandang
g. Amanat 

2. Unsur Ekstrimik,
unsur-unsur (faktor-faktor) yang terdapat di luar karya sastra yang menghipnotis kelahiran dan keberadaan suatu karya sastra dan mempermudah memahami karya sastra tersebut.
Faktor-faktor tersebut antara lain: biografi pengarang, agama, dan falsafah yang dianut pengarang, sejarah, dan kondisi sosial ekonomi masyrakat yang melatarbelakangi terciptanya karya sastra.

h. Persamaan dan Perbedaan Karmina, Distikon dan Gurindam

Persamaan : Sama-sama dua baris dalam satu bait

Perbedaan : 

Karmina :
baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi. pola :
dahulu karang kini besi, dahulu sayang kini benci.

Distikon :
lebih mementingkan isi di samping irama, tidak terikat (bebas). pola :
berkali kita tinggal,ulangi lagi dan cari nalar

Gurindam :
baris pertama merupakan alasannya yaitu atau duduk kasus sedangkan baris kedua merupakan jawaban atau penyelesaian. pola : kurang pikir kurang siasat,tentu dirimu akan sesat. 

i. Persamaan dan Perbedaan antara Pantun dari Syair

Persamaan :
keduanya mempunym baris yang sama dalam satu bait, yaitu 4 baris.

Perbedaan :
sajak final berirama ab-ab pada pantun dan aa-aa pada syair. 
Pantun berisi sampiran dan isi sedangkan syair merupakan rangkaian cerita.

j. Persamaan dan Perbedaan antara Pantun dan Soneta

Persamaan :
oktaf (8 baris pertama) pada soneta melukiskan alam sama halnya sampiran pada pantun, dan sektet (6 baris terakhir) merupakan kesimpulan dari oktaf, sama halnya dengan isi pada pantun. Peralihan dari oktaf ke sektet dalam soneta disebut volta.

Perbedaan :
terletak dari rumus sajak akhir, soneta rumus persajakan hasilnya masing-masing abba-abba-cdc-dcd sedangkan pantun ab-ab, dan tentu saja jumlah baris pada soneta 14 baris, terdiri dari 4 bait yakni dua buah kuatrain yang disebut oktaf dan dua buah terzina yang disebut sektet, sedangkan pantun hanya 4 baris. Pantun mewakili kesusastraan puisi usang sedangkam soneta mewakili kesusastramn puisi baru.

k. Persamaan dan Perbedaan antara Roman, Novel, dan Cerpen

Persamaan : sama-sama mewakili kesusastraan prosa baru.

Perbedaan :
a. Roman lebih panjang daripada novel dan novel lebih panjang daripada cerpen.
b. Roman menceritakan seluruh kehidupan dari kecil hingga mati, novel menceritakan kejadian yang luar biasa yang mengubah nasib pelaku, dan cerpen hanya menceritakan kejadian dalam kehidupan yang luas.
c. Roman dan novel terdiri atas beberapa alur sedangkan cerpen hanya sate alur.

l. Perbedaan antara Novel dan Hikayat

a. Novel merupakan bentuk kesusastraan gres sedangkan hikayat bentuk kesusastraan lama.
b. Novel lebih pendek daripada roman sedangkan hikayat sama dengan roman.
c. Novel menceritakan kehidupan masyarakat sedangkan hikayat menceritakan kehidupan raja-raja atau dewa-dewa.
d. Novel dihiasi gambaran kehidupan yang realistis sedangkan hikayat dihiasi dongengan yang serba indah dan fantastis. 

m. Aliran-aliran Kesusastraan

1. Realisme,
Aliran kesusastraan yang mengambil realitas sebagai unsur terpenting bagi karya sastra. Jadi, merupakan pedoman yang berlandaskan pada kenyataan sehari-hari yang hidup dalam suatu masyarakat.
Realisme dibagi menjadi :
a. lmpresionisme, pedoman yang mementingkan kesan sepintas dalam karya sastra.
b. Naturalisme, cuilan dari realisme, yang cenderung melukiskan segi-segi bentuk atau kebobrokan yang terdapat dalam lingkungan masyarakat.
c. Determinisme, cabang naturalisme, yang menampilkan semacam paksaan nasib atas pelakunya. Dalam hal ini nasib bukan yang dikarenakan ketidakmampuan pelaku, tetapi lantaran keadaan masyarakat, penyakit keturunan, dll. 

2. Ekspresionisme,
Aliran yang menampilkan curahan atau gejolak jiwa pengarang sendiri. Kebanyakan dipakai dalarn puisi. Ekspresionisme dibagi menjadi :
a. Romantik, pedoman yang terlalu mengutamakan perasaan; bahkan adakala penuh angan-angan yang menyeret kita pada alam yang fantastis.
b. Simbolik, pedoman yang mempelajari pemakaian citraan yang kasatmata untuk mengungkapkan perasaan atau wangsit yang abstrak.
c. Surealisme, pedoman yang berusaha mengungkapkan efek bawah sadar.
d. Psikologisme,aliran yang mengutamakan penguraian jiwa tokoh dalam karya sastra berdasarkan teori psikologi yang dipergunakan pengarangnya.

Sumber http://mediabelajaronline.blogspot.com

Friday, March 31, 2017

Usaha Dan Energi

Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya pada suatu benda yaitu hasil kali gaya tersebut dengan perpindajan titik dimana gaya itu bekerja.




Keterangan :
W = Usaha (J)
F  = gaya (N)
s   = jarak/perpindahan (m)

  = Ehemm..... dengan kata lain klo digambarkan antara perjuangan dan perpindahannya harus sejajar....


= Klo gaya yang kita kerjakan membentuk sudut tertentu terhadap perpindahannya??

= kita uraikan saja gaya tersebut menurut sudut yang terbentuk.....

dan gaya yang kita gunakan yaitu hasil peruraian yang sejajar dengan arah perpindahannya... 
sebagai teladan gambar di samping, yakni sebuah balok yang bergerak sejajar bidang horizontal (mendatar) lantaran dikenai suatu gaya yang membentuk sudut tertentu terhadap bidang datar (θ). maka gaya yang kita gunakan yaitu hasil peruraian gaya tersebut yang sejajar dengan bidang datar.....



→ jikalau benda diberi gaya (F) tetepi tidak bergerak (s = 0) maka usahanya = 0
→ jikalau benda diberi gaya (F) yang tegaklurus dengan arah perpindahannya maka usahanya= 0
→ jikalau benda diberi gaya (F) dan arah perpindahannya berlawanan dengan arah gayanya maka        usahanya bernilai negatif ( W = - F.s )

Segala bentuk gaya, gaya grafitasi (berat benda), gaya gesek, gaya pegas, gaya listrik, gaya coloumb dll, yang menyebabkan suatu benda berpindah daerah berarti memiliki usaha.


Energi Potensial Grafitasi







Keterangan :
Ep   = energi potensial (J)
m     = massa benda (kg)
h      = ketinggian (m)
∆Ep = perubahan energi potensial (J)

Energi Kinetik






Keterangan :
Ek   = energi kinetik (J)
v      = kecepatan benda (m/v)
∆Ek = perubahan energi kinetik (J)

= Ingat2.... untuk mencari perjuangan lantaran perubahan energi kinetik pada penggalan perubahan kecepatan harus dikuadratkan terlebih dahulu gres diselisihkan..... jangan terbalik diselisihkan gres dikuadratkan.


Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Pada suatu sistem yang hanya dipengaruhi gaya berat (F = m.g) dan tidak ada gaya lainnya yang bekerja. maka berlaku "Hukum Kekekalan Energi Mekanik". Besarnya energi mekanik total sistem pada semua posisi/kedudukan benda bernilai tetap.
Energi mekanik merupakan campuran energi potensial benda (Ep) dan Energi kinetiknya (Ek).

Em = Ep + Ek

Em1 = Em2




  • Pada ketinggian maksimum (hmaks) kecepatannya = 0 m/s maka energi kinetiknya juga = 0 J. berlaku hubungan :
  • Pada ketika benda akan menyentuh tanah maka ketinggiannya = 0 m maka energi potensialnya juga = 0 J. berlaku hubungan :

 maka kecepatan benda ketika menyentuh tanah sanggup dihitung dengan :









Contoh :

Pada ketika ketinggian benda = setengah ketinggian mula2 berapakah besar kecepatan benda ?

ingat... ketika ketinggian mula2 benda belum bergerak sehingga energi kinetiknya = 0

m.g.h1 + ½.mv12 = m.g.h2 + ½.mv22

m.g.h + 0 = m.g.½h +  ½.mv22

m.g.h - ½.m.g.h  =  ½.mv22

½.mv22 = ½.m.g.h




Daya dan Efisiensi 

Daya
Daya yaitu besarnya perjuangan atau energi tiap satuan waktu.










keterangan :
P    = daya (W)
W  = perjuangan (J)
E    = energi (J)
t     = waktu (s)
s     = jarak/perpindahan (m)
v    = s/t = kecepatan (m/s)


Efisiensi (daya guna)
tidak semua daya yang diberikan ke suatu sistem (Pmasukan) diubah menjadi daya yang dihasilkan sistem tersebut (Pkeluaran).





Perbedaan Pmasukan dan Pkeluaran disebabkan oleh daya yang diberikan kepada suatu sistem tidak semuanya diubah menjadi bentuk daya yang kita butuhkan. 

sebagai contoh, daya listrik yang dipakai yntuk menyalakan lampu tidak semuanya diubah menjadi energi cahaya, ada sebagian daya listrik yang bermetamorfosis panas.

besarnya efisiensi biasanya dinyatakan dalam persen :



dalam pengerjaan soal bentuk persen ini harus diubah terlebih dahulu menjadi dalam bentuk pecahan atau desimal


Contoh Perubahan Energi

a. Energi Potensial menjadi Energi Kinetik

Jika kita menjatuhkan benda dari ketinggian tertentu maka akan terjadi perubahan energi potensial pada titik tertinggi menjadi energi kinetik seluruhnya pada titik terndah (saat benda hampir menyentuh permukaan tanah)  maka terdapat hubungan :
 maka kecepatan benda ketika menyentuh tanah sanggup dihitung dengan :









b. Energi Potensial Berubah Menjadi Energi Kalor

Benda jatuh dari ketinggian tertentu, ketika menumbuk tanah sebagian energi potensialnya akan bermetamorfosis kalor.






Keterangan :
∆T = perubahan suhu ( 0K )
c    = kalor jenis
g    = percepatan gravitasi ( m/v2 )

c. Energi Potensial Menjadi Energi Listrik

Air terjun ada yang dimanfaatkan menjadi sumber energi listrik. Proses ini memakai alat yang disebut generator. Generator merubah sebagian energi potensial jeram menjadi energi listrik.








Keterangan :
P   = daya listrik ( W )
V  = tegangan atau beda potensial ( V )
I    = arus listrik ( A )
t    = waktu ( s )

  = Oke... selamat belajar....


Sumber http://mediabelajaronline.blogspot.com