Sunday, February 26, 2017

Sistem Ekskresi Pada Manusia

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat2 sisa dari dalam tubuh yang dihasilkan dari proses metabolisme. Sistem ekskresi pada insan melibatkan alat-alat ekskresi yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Ginjal mengeluarkan urine, kulit mengeluarkan keringat, paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air, dan hati mengeluarkan zat warna empedu

A. Ginjal

insan mempunyai sepasang ginjal yang terletak di dalam rongga perut pecahan belakang. Apabila sebuah ginjal dipotong secara melintang maka akan tampak tiga lapisan.


Bagian luar disebut korteks atau kulit ginjal, di bawahnya ada medula atau sumsum ginjal dan di pecahan dalam
berupa rongga yang disebut pelvis renalis atau rongga ginjal. Pelvis renalis atau rongga ginjal berupa rongga
yang berfungsi sebagai penampung urine sementara sebelum dikeluarkan melalui ureter. Ginjal terdiri dari jutaan alat penyaring darah yang disebut nefron. Nefron ialah satuan struktural dan fungsional ginjal. di bawah ini merupakan gambar dari nefron :


Pada pecahan korteks atau kulit ginjal terdapat glomerulus dan simpai Bowman (kapsula Bowman). Glomerulus dan simpai Bowman membentuk kesatuan yang disebut Badan Malpighi. Pada pecahan inilah proses penyaringan darah (filtrasi) dimulai. Badan malpighi merupakan awal dari nefron. Dari tubuh Malpighi terbentuk akses yang menuju pecahan medula (sumsum ginjal). Medula (sumsum ginjal) tersusun atas saluran-saluran yang merupakan kelanjutan tubuh malphigi.

Fungsi ginjal ialah menyaring darah yang hasil alhasil berupa urine, urine dihasilkan melalui tiga tahapan. Tiga tahap pembentukan urine tersebut adalah:

1. Filtrasi (Penyaringan)

Proses ini terjadi di glomerulus. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai Bowman. Cairan tersebut tersusun oleh urea, glukosa, air, ion-ion anorganik ibarat natrium kalium, kalsium, dan klor. Darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah sebab tidak sanggup menembus pori–pori glomerulus. Cairan yang tertampung di simpai Bowman disebut urine primer. Selama 24 jam darah yang tersaring sanggup mencapai 170 liter.

2. Reabsorbsi (Penyerapan Kembali)

Proses ini terjadi di tubulus kontortus proksimal. Proses yang terjadi ialah absorpsi kembali zat- zat yang masih sanggup diharapkan oleh tubuh. Zat yang diserap kembali ialah glukosa, air, asam amino dan ion-ion anorganik. Sedangkan urea hanya sedikit diserap kembali. Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorbsi disebut urine sekunder.

3. Augmentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal dan juga di akses pengumpul. Pada pecahan ini terjadi pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Di pecahan ini juga masih terjadi absorpsi ion natrium, klor serta urea. Selain itu di pecahan ini juga terjadi penambahan zat2 yang bersifat racun bagi tubuh. Cairan yang dihasilkan sudah berupa urine sesungguhnya, yang kemudian disalurkan ke rongga ginjal (pelvis renalis). Urine yang sudah terbentuk dan terkumpul di rongga ginjal dibuang keluar tubuh melalui ureter kemudian ditampung di kandung kemih dan dan ketika dikeluarkan melalui uretra.


C. Kulit

Kulit merupakan jaringan yang terdapat pada pecahan luar tubuh. Kulit mempunyai banyak fungsi karena
di dalamnya terdapat banyak sekali jaringan.


Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan jaringan ikat bawah kulit.

1. Epidermis (Kulit Ari)

Epidermis tersusun oleh sejumlah lapisan sel yang intinya terdiri atas dua lapisan yaitu :

a. Lapisan tanduk
Merupakan lapisan epidermis paling luar. Pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah dan
serabut saraf, sebab merupakan sel-sel mati dan selalu mengelupas.

b. Lapisan malpighi
Lapisan ini terdapat di bawah lapisan tanduk. Sel-selnya terdapat pigmen yang memilih warna kulit.

2. Dermis (Kulit Jangat)

Merupakan lapisan kulit di bawah epidermis, di dalam lapisan ini terdapat beberapa jaringan yaitu :

a. Kelenjar keringat, yang berfungsi untuk menghasilkan keringat. Keringat tersebut bermuara pada pori-pori kulit.

b. Kelenjar minyak, yang berfungsi untuk menghasilkan minyak guna menjaga rambut tidak
kering. Kelenjar ini letaknya erat akar rambut.

c. Pembuluh darah, yang berfungsi untuk mengedarkan darah ke semua sel atau jaringan
termasuk akar rambut.

d. Ujung-ujung saraf. Ujung saraf yang terdapat pada lapisan ini ialah ujung saraf perasa dan peraba.

3. Jaringan Ikat Bawah Kulit

Di pecahan ini terdapat jaringan lemak (adiposa). Fungsinya antara lain untuk penahan suhu tubuh dan cadangan makanan.

Dengan adanya banyak sekali jaringan yang terdapat di dalamnya, maka kulit sanggup berfungsi sebagai :
1. indra peraba dan perasa,
2. pelindung tubuh terhadap luka dan kuman,
3. daerah pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan pemberian sinar ultraviolet cahaya matahari,
4. penyimpan kelebihan lemak,
5. pengatur suhu tubuh.

Dari banyak sekali fungsi tersebut yang berkaitan dengan sistem ekskresi ialah kemampuan kulit sebagai pengatur suhu tubuh. Suhu tubuh diatur oleh sentra pengatur panas di sumsum lanjutan biar konstan 36o – 37,5o C. Bila suhu tubuh meningkat, maka kapiler darah melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat. Sehingga terjadi penguapan cairan dalam bentuk keringat pada permukaan tubuh. Sebaliknya jika tubuh merasa kedinginan, pembuluh darah mengkerut, kulit menjadi pucat dan dingin, keringat dibatasi pengeluarannya.
Keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat berisi larutan garam, urea dan air. Banyaknya keringat
yang dikeluarkan tergantung dari beberapa faktor antara lain kegiatan tubuh, suhu lingkungan, makanan, kesehatan dan emosi.

D. Paru-paru

Pembahasan wacana organ paru- paru sudah banyak dibahas pada pokok bahasan sistem pernapasan. Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat ekskresi.

 Paru-paru mengeluarkan zat sisa yang berupa CO2 dan uap air. pertukaran CO2 yang dikeluarkan tubuh dengan O2 yang diserap tubuh terjadi di Alveolus.

E. Hati


Organ hati sudah kita singgung pada pokok bahasan sistem pencernaan. Dari beberapa fungsi hati, yang terkait dengan fungsi ekskresi ialah :

1. Menghasilkan Getah Empedu

Getah empedu dihasilkan dari hasil perombakan sel darah merah. Getah ini ditampung di dalam
kantung empedu kemudian disalurkan ke usus 12 jari. Getah empedu intinya terdiri atas dua komponen yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan kuliner yaitu untuk mengemulsi lemak. Sedangkan zat warna empedu tidak berfungsi sehingga harus diekskresikan. Zat warna empedu yang diekskresikan keusus 12 jari, sebagian menjadi sterkobilin, yaitu zat yang mewarnai feses dan beberapa diserap kembali oleh darah dibuang melalui ginjal sehingga menciptakan warna pada urine yang disebut urobilin. Kedua zat ini menjadikan warna feses dan urine kuning kecoklatan.

2. Menghasilkan Urea

Urea ialah salah satu zat hasil perombakan protein. Karena zat ini beracun bagi tubuh maka harus dibuang keluar tubuh. Dari hati urea diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.

F. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi

1. Gagal Ginjal

Gagal ginjal ialah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya (sebagai alat penyaring darah). Penderita gagal ginjal sanggup ditolong dengan basuh darah secara berkala. Dengan memakai alat yang disebut dialisator. Namun alat ini tidak bisa memperbaiki kerusakan ginjal yang tetap/permanen. Penderita gagal ginjal tetap sanggup ditolong dengan mencangkok ginjal. Ginjal sakit yang dimiliki penderita biasanya diambil. Kemudian ginjal yang sakit tersebut diganti ginjal yang sehat dari donor yang sesuai.

2. Batu Ginjal

Batu ginjal terbentuk sebab adanya endapan garam kalsium yang makin usang makin mengeras dan membesar. Endapan ini pada mulanya terdapat di rongga ginjal, kemudian terbawa arus urine, juga terdapat di ureter dan kantong kemih. Batu ginjal sanggup dihilangkan dengan beberapa cara antara lain dengan pengobatan, yaitu mengkonsumsi obat yang sanggup menghancurkan watu ginjal. Namun jika dengan pengobatan sulit hancur sanggup dilakukan dengan pembedahan untuk mengambil watu ginjal tersebut.

3. Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus ialah suatu penyakit yang penderitanya mengeluarkan urine terlalu banyak. Penyebab penyakit ini ialah kekurangan hormon ADH (Anti Diuretic Hormone), yaitu hormon yang mempengaruhi proses reabsorbsi cairan pada ginjal. Bila kekurangan hormon ADH, jumlah urine sanggup meningkat hingga 30 kali lipat.

4. Nefritis (Radang Ginjal)

Nefritis ialah peradangan pada nefron terutama glomerulus. Penyebabnya ialah bisul basil Streptococcus.

Sumber http://mediabelajaronline.blogspot.com


EmoticonEmoticon